
Bukit Sikunir adalah sebuah bukit yang berada di kawasan Dataran Tinggi Dieng, tepatnya di Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia. Puncak bukit ini terletak pada ketinggian sekitar 2.300 meter di atas permukaan laut dan menjadi salah satu tujuan wisata alam populer di Jawa Tengah. Dari puncaknya, pengunjung dapat melihat panorama pegunungan di Jawa, termasuk Gunung Sindoro, Sumbing, Prau, Merbabu, Merapi, Lawu, dan Slamet.
Daftar Isi
Geografi dan Geologi
Bukit Sikunir merupakan bagian dari formasi vulkanik di kawasan Dataran Tinggi Dieng yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik purba. Secara topografi, bukit ini memiliki lereng yang relatif landai dengan jalur setapak yang saat ini digunakan untuk keperluan wisata.
Di kaki Bukit Sikunir terdapat Telaga Cebong, sebuah danau alami yang diperkirakan terbentuk dari bekas kaldera kecil hasil aktivitas vulkanik. Telaga ini memiliki kedalaman 2–4 meter dan luas permukaan sekitar 12 hektar. Airnya dimanfaatkan oleh warga Desa Sembungan sebagai sumber irigasi pertanian, terutama kentang yang menjadi komoditas utama di kawasan Dieng.
Sejarah dan Perkembangan Wisata
Bukit Sikunir mulai dikenal luas sebagai tujuan wisata sejak awal dekade 2000-an, seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap kegiatan pendakian dan fotografi alam di kawasan Dataran Tinggi Dieng. Sebelumnya, area ini lebih banyak dimanfaatkan sebagai lahan pertanian oleh warga Desa Sembungan.
Istilah “golden sunrise” digunakan secara populer oleh wisatawan untuk menggambarkan tampilan langit berwarna keemasan ketika matahari terbit dari puncak Sikunir. Julukan ini kemudian menjadi identitas yang melekat pada Bukit Sikunir dalam berbagai publikasi wisata.
Aktivitas Wisata
Bukit Sikunir terkenal dengan jalur pendakian singkat menuju puncak yang dapat ditempuh dalam waktu 30–45 menit. Jalur telah dilengkapi tangga sederhana, papan penunjuk arah, serta pagar kayu pada beberapa titik. Karena jalurnya yang relatif mudah, bukit ini sering dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai kelompok usia.
Selain pendakian, aktivitas lain yang umum dilakukan di kawasan ini antara lain:
- Fotografi lanskap, terutama saat matahari terbit.
- Perkemahan di area sekitar Telaga Cebong.
- Wisata edukasi terkait pertanian kentang dan sayuran khas Dieng.
- Kegiatan budaya lokal, misalnya menginap di homestay atau mencoba kuliner tradisional yang disediakan warga.
Aksesibilitas
Bukit Sikunir dapat dicapai dari pusat Kabupaten Wonosobo dengan perjalanan darat sekitar 45 menit menuju Desa Sembungan. Desa ini dikenal sebagai salah satu desa tertinggi di Pulau Jawa, berada pada ketinggian sekitar 2.200 meter.
Rute menuju desa meliputi jalan sempit dan tanjakan curam. Kendaraan pribadi seperti mobil kecil dan sepeda motor biasanya dapat mencapai area parkir di dekat Telaga Cebong. Dari titik tersebut, pengunjung melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju puncak bukit.
Ekologi dan Konservasi
Telaga Cebong dan Bukit Sikunir merupakan bagian dari ekosistem pegunungan Dieng yang memiliki keindahan alam sekaligus nilai ekologis penting. Keberadaan telaga, vegetasi di lereng, serta aktivitas pertanian masyarakat membentuk lanskap khas yang mendukung kehidupan sehari-hari penduduk setempat.
Dalam pengelolaan kawasan, warga Desa Sembungan bersama pemerintah daerah menerapkan berbagai inisiatif yang bertujuan menjaga kelestarian alam sekaligus mendukung kenyamanan wisata. Upaya tersebut antara lain berupa pengaturan aktivitas wisatawan di sekitar telaga, penyediaan fasilitas pendukung ramah lingkungan, serta pengembangan jalur pendakian yang lebih tertata. Langkah-langkah ini membuat kegiatan wisata dapat berjalan beriringan dengan pelestarian lingkungan.
Peran Sosial dan Ekonomi
Pariwisata Bukit Sikunir memberikan kontribusi ekonomi bagi warga Desa Sembungan. Banyak warga yang membuka warung makan, homestay, serta jasa pemandu wisata. Produk lokal seperti carica (pepaya gunung), kentang, dan terong Belanda juga dijual di sekitar area wisata.
Seiring berkembangnya pariwisata, muncul kebutuhan akan pengelolaan lingkungan dan fasilitas publik yang memadai agar keberlanjutan kawasan tetap terjaga.